Gempa Sulawesi Utara 1889 merupakan gempa besar yang diakibatkan aktivitas tektonik. Berdasarkan data guncangan gempa, diperkirakan gempa memiliki kekuatan ~M8.0 dengan patahan memanjang dari Sangihe hingga ke Pulau Sulawesi dengan dimensi patahan sekitar 280x80 kilometer persegi. Sumber gempa diperkirakan berasal dari Megathrust Sulawesi Utara walaupun tidak dapat divalidasi. Secara historis, gempa ini adalah gempa terkuat di Sulawesi Utara sejak gempa besar 1845 (yang kemungkinan besar intraslab). Sebagian zona megathrust ini kemungkinan kembali patah pada peristiwa Gempa Sulawesi-Mindanao pada 1913 (M7.9).

Tidak diketahui berapa korban jiwa akibat gempa ini. Gempa ini dirasakan sangat kuat di Sulawesi Utara. Ratusan rumah hancur akibat guncangan gempa yang dahsyat. Tsunami terekam di Belang, Kema, Likupang, Manado, Taruna, dan Ternate. Gempa ini kemudian memicu intensifikasi erupsi Gunung Ruang (yang sebelumnya memang sudah erupsi sejak Juni 1889) dan menyebabkan tsunami tambahan sekitar 9 September 1889 dengan ketinggian maksimum sekitar 1,5 meter.

- Triyono, R., Prasetya, T., Daryono, A. S., Sudrajat, A., & Setiyono, U. (2019). Katalog Tsunami Indonesia Tahun 416-2018. Jakarta: BMKG.
- Musson, R. M. W. (2012). A provisional catalogue of historical earthquakes in Indonesia. British Geol Surv Open Rep OR/12/073, Edinburgh.
- Martin, S. S., Cummins, P. R., & Meltzner, A. J. (2022). Gempa Nusantara: a database of 7380 macroseismic observations for 1200 historical earthquakes in Indonesia from 1546 to 1950. Bulletin of the Seismological Society of America, 112(6), 2958-2980.